Mobil Esemka Harga Spesifikasi dan Jenis Mobil Esemka
Lengkap
January
6, 2012
Mobil Esemka Harga Spesifikasi dan Jenis Mobil Esemka Lengkap mobil
buatan anak anak SMK di Solo ini sedang menjadi bahan perbincangan hangat di
kalangan masyarakat, bahkan sekarang ini para pejabat rela melakukan iden untuk
dapat memakai mobil esemka tersebut, adalah jokowi yang pertama kali
menggunakan mobil esemka sebagai mobil dinasnya dan kemudian hal tersebut
mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan masyarakat lainya, meskipun
tidak sementereng all
new avanza akan tetapi mobil esemka ini tetep bayak menuai pujian.
Harga mobil esemka jika di produksi secara masal akan berkisar 120 juta sudah termasuk pajak, mobil esemka rajawali merupakan mobil yang di pake jokowi sebagai mobil dinasnya, akan tetapi sebenarnya masih bayak sekali jenis-jenis mobil esemka lainya untuk itu mari kita lihat satu per satu spesifikasi mobil esemka lainya.
Mobil esemka yang pertama adalah jenis mobil SUV yang di beri nama Esemka Rajawali. Dimana model mobil yang di pakai jokowi ini telah mengalami perubahan desain luarnya lebih mirip Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther akan tetapi ukuran lebih panjang.

dengan tampilan gagah ala mobil SUV, esemka Rajawali makin membuat orang kesengsem. Harga Mobil ini jika dipasarkan massal nantinya akan di usahakan tidak melebihi harga Rp 180 juta.
Model mobil esemka yang kedua merupakan mobil pick up double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari yang di beri nama Esemka Digdaya harga mobil esemka digdaya ini rencananya akan di bandrol pada kisaran Rp 100 juta. untuk pikap double kabin memang menggiurkan dengan harga yang di tawarkan . ditambah lagi mobil esemka digdaya mempunyai bodi yang kekar.
Harga mobil esemka jika di produksi secara masal akan berkisar 120 juta sudah termasuk pajak, mobil esemka rajawali merupakan mobil yang di pake jokowi sebagai mobil dinasnya, akan tetapi sebenarnya masih bayak sekali jenis-jenis mobil esemka lainya untuk itu mari kita lihat satu per satu spesifikasi mobil esemka lainya.
Mobil esemka yang pertama adalah jenis mobil SUV yang di beri nama Esemka Rajawali. Dimana model mobil yang di pakai jokowi ini telah mengalami perubahan desain luarnya lebih mirip Honda CR-V dengan bodi belakang Isuzu Panther akan tetapi ukuran lebih panjang.

dengan tampilan gagah ala mobil SUV, esemka Rajawali makin membuat orang kesengsem. Harga Mobil ini jika dipasarkan massal nantinya akan di usahakan tidak melebihi harga Rp 180 juta.
Model mobil esemka yang kedua merupakan mobil pick up double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari yang di beri nama Esemka Digdaya harga mobil esemka digdaya ini rencananya akan di bandrol pada kisaran Rp 100 juta. untuk pikap double kabin memang menggiurkan dengan harga yang di tawarkan . ditambah lagi mobil esemka digdaya mempunyai bodi yang kekar.

Untuk kapasitas mesin utuk kedua
jenis mobil esemka rajawali dan digdaya antara lain mesin bensin berkapasitas 1.500
cc, 1.800 cc, 2.000 cc dan 2.200 cc. kedepanya juga akan di produksi yang versi
disel.
Model ketiga adalah mobil esemka Zhangaro. Zhangaro di produksi oleh anak –anak SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.
Model ketiga adalah mobil esemka Zhangaro. Zhangaro di produksi oleh anak –anak SMK Negeri 10 Malang. Berbekal mesin yang sama pikap ini sekilas memang dengan Suzuki Futura atau Suzuki Carry, apalagi bila menilik pada desain dashboardnya, terutama pada lingkar kemudianya.

untuk mesinya mobil esemka zhagaro
menggunakan logao Esemka 1.5 i EFI, meskipun untuk sasisnya masih meniru dari
Mitsubishi Colt T 120 SS, tahun 2003. Sama halnya dengan gearbox yang juga di
ambil dari Mitsubishi colt T 120 SS.
Mobil Esemka Model Ke empat adalah esemka hatchback. Dengan di bekali mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini mencomot model Terios. Dimana lampu depannya menggunakan lampu yang sama dengan Terios. Dengan transmisi poros propeller, rem belakang dan handle pintu menggunakan model Suzuki Escudo Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV
Mobil Esemka Model Ke empat adalah esemka hatchback. Dengan di bekali mesin esemka 1.5i multi injection. Hatchback ini mencomot model Terios. Dimana lampu depannya menggunakan lampu yang sama dengan Terios. Dengan transmisi poros propeller, rem belakang dan handle pintu menggunakan model Suzuki Escudo Sedankan suspensi menggunakan milik Mitsubishi L300 dan Isuzu Panther. Spionnya dicomot dari Spion APV

Itulah beberapa jenis mobil esemka
yang telah di produksi oleh para pelajar yang kini menjadi topic perbincangan
di kalangan masyarakat dan para pejabat, akan tetapi diantara ke empat model
mobil esemka tersebut model esemka rajawali yang banyak di pamerkan dan di
pesan, dan berikut ini speseifikasi lengkap mobil esemka rajawali yang di pakai
oleh jokowi
Spesifikasi mesin mobil Kiat Esemka:
Model
|
Esemka 1.5 i
|
Isi Silinder
|
1500 CC
|
Type Mesin
|
Inline 4 silinder
|
Pembakaran
|
Multipoint Injection
|
Bahan Bakar
|
Bensin Premiun
|
Maks Power Out Put
|
105 Hp (5500)
|
Maks Tourque Out Put
|
145 Nm (4400)
|
Bore x Stroke
|
78.0 x 78.4
|
Kapasitas Tangki Bahan Bakar
|
75 liter
|
Dengan Ulasan mengenai mobil esemka termasuk harga, spesifikasi dan jenis mobil esemka di atas semoga bisa membantu anda yang sedang mencari informasi seputar mobil esemka ini, seperti halnya dengan all new avanza veloz
Ika Fitriana | I Made Asdhiana | Rabu,
14 Maret 2012 | 15:21 WIB

TERKAIT:
- Tim Teknisi Esemka Gandeng SMK Muhamadiyah Magelang
- Pemerintah Kirim Tim Asistensi Untuk Mobil Esemka
- Jerman Bantu Pengembangan Mobil Esemka
- Habibie: Esemka Cuma Mobil "Dolanan"
- Perbaikan Mobil Esemka Didukung Banyak Pihak
MAGELANG, KOMPAS.com — SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, Kabupaten Magelang, siap
merenovasi bodi mobil Esemka. Hal tersebut menyusul gagalnya mobil Esemka pada
uji emisi beberapa waktu lalu di Jakarta. Salah satu alasanya karena kelebihan
beban pada bodi mobil.
"Merenovasi bodi mobil bukanlah
persoalan rumit. Kami siap apabila diminta untuk membantu mengatasi
permasalahan mobil Esemka," ujar Suryadi, Kepala Unit Produksi SMK
Muhammadiyah 2 Borobudur, Rabu (14/3/2012).
Pihaknya mengaku memiliki
keunggulan, dan spesialis sasis atau bodi mobil. Hal tersebut karena SMK Muhammadiyah
Borobudur mempunyai peralatan yang cukup lengkap.
Sementara itu, untuk
persoalan mesin terutama pada emisi, Suryadi mengaku masih lemah. Oleh
sebab itu, pihaknya menyerahkan hal tersebut kepada Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS) yang mengoordinasi semua SMK yang terlibat langsung dalam
pengembangan mesin Esemka.
SMK Muhammadiyah 2 Borobudur
merupakan SMK di Magelang yang cukup produktif. Beberapa bulan terakhir,
sekolah tersebut telah menyelesaikan pembuatan tiga mobil ambulans pesanan Rumah
Sakit Muhammadiyah Pemalang, PMI Sragen, dan PDAM Yogyakarta, yang baru tahap
penyelesaian.
"Kami sampai kewalahan memenuhi
pesanan rakitan mobil dari berbagai instansi. Kami baru saja mengirimkan satu
rakitan sasis untuk dijadikan bahan pembelajaran di SMK Tunas Harapan Pati,
Jawa Tengah," katanya.
Bahkan dalam waktu dekat, SMK
Muhammadiyah 2 Borobudur akan membuat minibus yang langsung disertai surat izin
sehingga bisa langsung dijual.
Sst... Ternyata, Mesin Mobil Esemka Dipasok dari SMK Bekasi
Minggu, 15 Januari 2012 13:44 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Siswa SMKN 1 Kota Bekasi, Jawa Barat, ikut
berkontribusi dalam produksi kendaraan Kiat Esemka. SMKN 1 Kota Bekasi memasok
rata-rata 25 unit mesin/ bulan untuk dirakit menjadi mobil di Solo, Jawa
Tengah."Sejak produk Kiat Esemka ramai diperbincangkan di Indonesia pada awal Januari 2012, jumlah pesanan mobil ini meningkat tajam. Target pembuatan mesin yang awalnya kami buat hanya kurang dari 10 unit, kini ditambah menjadi 25 unit/bulan," kata Kepala SMKN I Kota Bekasi, I Made Supriyatna, di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, SMKN I Kota Bekasi adalah salah satu dari 23 sekolah di Indonesia yang sejak awal ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan melalui produsen otomotif PT Autocar untuk merakit komponen kendaraan Kiat Esemka. Beberapa di antara SMK-SMK itu khusus merakit mesin.
"PT Autocar menyuplai sekitar 144 komponen mesin berkekuatan 1.500 cc. Komponen itu kemudian dirakit menjadi mesin utuh oleh seluruh siswa teknik permesinan," katanya.
Menurut dia, komponen mesin itu awalnya dikirim di SMKN I Kota Bekasi, Jalan Bintara VIII, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, oleh PT Autocar. Selanjutnya disebar ke 22 sekolah lainnya untuk pengerjaan yang sama, termasuk sejumlah SMK di Solo.
Salah satu siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan, Satrio Nurahman, mengaku bangga bisa menjadi bagian dari perakitan mobil yang dibanggakan tersebut.
"Saya bangga saat melihat pemberitaan yang begitu gencar belakangan ini soal Kiat Esemka yang diharapkan bisa mendongkrak kembali geliat mobil lokal Indonesia, karena saya adalah bagian di dalamnya," ujanya.
Menurut Satrio, pemasangan injektor pada mesin adalah hal tersulit yang harus dilakukan dirinya. Sebab bila salah pasang, bisa mengakibatkan kebocoran pada mesin sehingga akan mati total.
"Kami ditargetkan bisa merakit sekitar empat mesin perhari. Untuk kelas XI sendiri, ada sekitar 64 siswa yang terlibat dalam kegiatan ini," demikian Satrio.
SUT, pintu bisnis pertama mobil Esemka
Sabtu, 10 Maret 2012 20:39 WIB | 2686 Views
Berita Terkait
· Iriana khawatir berat badan Jokowi makin turun
· PBR DKI dukung Jokowi
· Calon wagub DKI Ahok pamit dari Golkar
· Polisi temukan ladang ganja di Kabupaten Solok
· Pakar Pangan dukung Jokowi-Ahok
Semarang (ANTARA News) - Teknisi PT
Solo Manufaktur Kreasi bersama tim rekayasa pelbagai perguruan tinggi dan
sejumlah guru SMK di Solo saat ini sedang menyempurnakan mesin prototipe mobil
Esemka Rajawali agar mendapatkan sertifikat uji tipe.
Sertifikat Uji Tipe (SUT) ini merupakan bagian dari persyaratan pengembangan industri mobil Esemka Rajawali. Oleh karena itu, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) tampaknya serius dalam mewujudkan mimpi menjadikan mobil buah karya anak-anak SMK Negeri 2 Surakarta itu sebagai mobil nasional.
Belum berhasilnya mobil Esemka meraih SUT, 27 Februari lalu, menuai kritikan dari sejumlah pihak. Bahkan, Bacharuddin Jusuf Habibie (mantan Presiden Indonesia) beranggapan mobil Esemka itu dolanan.
"Mobil Esemka itu cuma dolanan karena pembuatannya tidak profesional. Masa anak-anak yang baru tamat sekolah menengah pertama (SMP) sudah mau jadi montir, ya, pasti belum ada pengalaman," katanya usai acara temu wicara Merah Putih di kediamannya, Patra Kuningan 13, Jakarta, Rabu (7/3).
Menurut Habibie, untuk bisa menciptakan satu industri otomotif harus punya pengalaman serta riset yang cukup, tidak serba instan, membutuhkan waktu yang panjang agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.
Bahkan, dia menyarankan media berhenti memberitakan mobil Esemka yang kini sedang dalam proses penyempurnaan di Solo yang merupakan kota kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
"Tampaknya akan ada kepentingan politik di balik pemberitaan mobil Esemka. Menurut saya, ada interest politik di balik semua ini, oleh karena itu, saya sarankan media berhenti mengangkat topik ini, anggap sepi saja," ujarnya.
Namun, di sisi lain Habibie tetap memberi semangat kepada generasi muda, terutama siswa SMK yang telah berhasil membuat mobil Esemka.
"Tidak ada sesuatu yang datang dengan percuma, semua harus dilakukan melalui perjuangan yang dibarengi dengan pengorbanan, kita tetap harus optimis terhadap masa depan bangsa," katanya.
Di tengah kritikan dari pelbagai pihak, termasuk nada minor yang mencurigai bahwa onderdil mobil Esemka mencomot merek oto lain, tampaknya tidak melunturkan semangat juang "Wong Solo" dalam mempersiapkan kembali uji emisi di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang.
Direktur PT SMK, Sulistyo Rabono, menegaskan, pihaknya merintis pembuatan mobil Esemka ini sejak 2008. "Saat ini, telah selesai dilakukan pembongkaran mesin mobil Esemka, dan mesin mobil tersebut sedang dianalisis secara terpisah di dua perguruan tinggi di Solo," ujarnya.
Sulistyo menjelaskan, tim dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Akademi Teknik Warga menganalisis perangkat keras dan lunak mobil Esemka guna mendeteksi penyebab produksi karbon berlebih.
"Untuk lebih meyakinkan kami akan melakukan uji emisi secara intern. Sebelum tes ke Tangerang, tentu kami akan uji dulu sendiri. Alat ukur emisi gas buang akan didatangkan. Tentu alat tersebut berstandar internasional," katanya.
Adapun standar emisi untuk kendaraan bermotor yang berlaku saat ini masih menerapkan EURO II atau lebih dikenal dengan Euro2. Standar yang diperkenalkan di Uni Eropa pada tahun 1995 ini membatasi emisi kendaraan sampai 7 g/kWh dari NOX dan 0,15 g/kWh dari particulate matter (PM alias substansi berukuran partikel) ketika dites menggunakan driving cycle NEDC (data ini dari situs Wikipedia) .
Sebelumnya, tim teknisi Esemka menduga penyebab berlebihnya kadar karbon pada gas pembuangan mesin mobil karena cairan oli masuk ke ruang pembakaran. Selain itu, dimungkinkan pula karena terdapat celah udara yang menyebabkan kekuatan isap tabung sirkulasi udara ke injektor kurang sempurna.
"Hal itu masih sebatas dugaan dan belum bisa dijadikan kesimpulan penyebab kegagalan mobil Esemka dalam uji emisi. Tapi ini `kan baru dugaan-dugaan. Masih banyak yang perlu dilihat, di antaranya kondisi engine serta kondisi pembakarannya harus diidentifikasi," kata Direktur PT SMK Sulistyo Rabono. (*)
Sertifikat Uji Tipe (SUT) ini merupakan bagian dari persyaratan pengembangan industri mobil Esemka Rajawali. Oleh karena itu, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) tampaknya serius dalam mewujudkan mimpi menjadikan mobil buah karya anak-anak SMK Negeri 2 Surakarta itu sebagai mobil nasional.
Belum berhasilnya mobil Esemka meraih SUT, 27 Februari lalu, menuai kritikan dari sejumlah pihak. Bahkan, Bacharuddin Jusuf Habibie (mantan Presiden Indonesia) beranggapan mobil Esemka itu dolanan.
"Mobil Esemka itu cuma dolanan karena pembuatannya tidak profesional. Masa anak-anak yang baru tamat sekolah menengah pertama (SMP) sudah mau jadi montir, ya, pasti belum ada pengalaman," katanya usai acara temu wicara Merah Putih di kediamannya, Patra Kuningan 13, Jakarta, Rabu (7/3).
Menurut Habibie, untuk bisa menciptakan satu industri otomotif harus punya pengalaman serta riset yang cukup, tidak serba instan, membutuhkan waktu yang panjang agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.
Bahkan, dia menyarankan media berhenti memberitakan mobil Esemka yang kini sedang dalam proses penyempurnaan di Solo yang merupakan kota kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
"Tampaknya akan ada kepentingan politik di balik pemberitaan mobil Esemka. Menurut saya, ada interest politik di balik semua ini, oleh karena itu, saya sarankan media berhenti mengangkat topik ini, anggap sepi saja," ujarnya.
Namun, di sisi lain Habibie tetap memberi semangat kepada generasi muda, terutama siswa SMK yang telah berhasil membuat mobil Esemka.
"Tidak ada sesuatu yang datang dengan percuma, semua harus dilakukan melalui perjuangan yang dibarengi dengan pengorbanan, kita tetap harus optimis terhadap masa depan bangsa," katanya.
Di tengah kritikan dari pelbagai pihak, termasuk nada minor yang mencurigai bahwa onderdil mobil Esemka mencomot merek oto lain, tampaknya tidak melunturkan semangat juang "Wong Solo" dalam mempersiapkan kembali uji emisi di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang.
Direktur PT SMK, Sulistyo Rabono, menegaskan, pihaknya merintis pembuatan mobil Esemka ini sejak 2008. "Saat ini, telah selesai dilakukan pembongkaran mesin mobil Esemka, dan mesin mobil tersebut sedang dianalisis secara terpisah di dua perguruan tinggi di Solo," ujarnya.
Sulistyo menjelaskan, tim dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Akademi Teknik Warga menganalisis perangkat keras dan lunak mobil Esemka guna mendeteksi penyebab produksi karbon berlebih.
"Untuk lebih meyakinkan kami akan melakukan uji emisi secara intern. Sebelum tes ke Tangerang, tentu kami akan uji dulu sendiri. Alat ukur emisi gas buang akan didatangkan. Tentu alat tersebut berstandar internasional," katanya.
Adapun standar emisi untuk kendaraan bermotor yang berlaku saat ini masih menerapkan EURO II atau lebih dikenal dengan Euro2. Standar yang diperkenalkan di Uni Eropa pada tahun 1995 ini membatasi emisi kendaraan sampai 7 g/kWh dari NOX dan 0,15 g/kWh dari particulate matter (PM alias substansi berukuran partikel) ketika dites menggunakan driving cycle NEDC (data ini dari situs Wikipedia) .
Sebelumnya, tim teknisi Esemka menduga penyebab berlebihnya kadar karbon pada gas pembuangan mesin mobil karena cairan oli masuk ke ruang pembakaran. Selain itu, dimungkinkan pula karena terdapat celah udara yang menyebabkan kekuatan isap tabung sirkulasi udara ke injektor kurang sempurna.
"Hal itu masih sebatas dugaan dan belum bisa dijadikan kesimpulan penyebab kegagalan mobil Esemka dalam uji emisi. Tapi ini `kan baru dugaan-dugaan. Masih banyak yang perlu dilihat, di antaranya kondisi engine serta kondisi pembakarannya harus diidentifikasi," kata Direktur PT SMK Sulistyo Rabono. (*)
Perbaikan
Mobil Esemka Didukung Banyak Pihak
Sri Rejeki | Robert Adhi Ksp | Senin,
5 Maret 2012 | 19:02 WIB

TERKAIT:
- Mobil Esemka Akan Dibongkar
- Tidak Benar Komponen Esemka Dicomot dari Mobil Lain
- Esemka Boleh Diuji Ulang Asalkan Bayar Rp 12 Juta
- Menhub: Esemka Gagal Bukan karena Tekanan
- Jokowi Motivasi Siswa SMK
SOLO, KOMPAS.com - Dukungan terhadap perbaikan Mobil Esemka Solo agar lolos
uji emisi dan kelaikan jalan terus mengalir.

Kami membongkar area yang kira-kira
menye babkan mobil masih menghasilkan emisi gas buang yang besar.
-- Sulistyo Rabono

Pada pembongkaran mesin mobil Esemka
Rajawali, Senin (5/3/2012), beberapa hali mesin ikut terlibat antara lain dari
PT Tosuro Technology Indonesia, Cikarang, dosen dari Akademi Teknologi Warga
dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta para guru sekolah menengah
kejuruan (SMK).
"Kami membongkar area yang
kira-kira menye babkan mobil masih menghasilkan emisi gas buang yang besar.
Kami bersyukur dibantu banyak pihak untuk mencari solusi agar sumber masalah
bisa ditemukan dengan cepat," kata Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi
Sulistyo Rabono.
Perbaikan mobil Esemka diharapkan
selesai dalam waktu dua minggu sehingga mobil bisa kembali diajukan untuk uji
emisi dan uji kelaikan jalan. Selain perbaikan mesin mobil Esemka, juga tampak
para siswa SMK yang tengah merakit mobil, yakni dari SMK Negeri 2, SMK Negeri 5
, dan SMK Warga.
"Jika mereka lulus kami
harapkan dapat terserap di sini karena mereka sudah terbiasa menangani
perakitan dan finishing mobil. Mereka juga bisa menjadi mitra kami dalam
penyediaan komponen , karena kami ingin memberdayakan usaha kecil dan menengah.
Para lulusan SMK ini yang akan menjadi penggerak UKM-UKM tersebut," kata
Sulistyo.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan
Solo Techno Park Gampang Sarwono mengatakan, selain soal emisi gas buang,
perbaikan juga dilakukan untuk konsumsi bahan bakar.
Hasil uji coba, konsumsi bahan bakar
premium mobil Esemka Rajawali 1:10 kilometer. Pihaknya berkeinginan konsumsi
menjadi 1:12 kilometer. Saat ini, pihaknya juga tengah menjajaki kerjasama
dengan pabrik baja Krakatau Steel dalam hal material komponen mobil.
"Kami juga ingin memperbaiki body
mobil. Kalau kemarin karena masih dikerjakan manual, body mobil
masih berat. Besok dengan sistem press, body mobil akan lebih ringan dan
ini akan membantu mengurangi konsumsi bahan bakar mobil," kata
Gampang.
Foto Foto Perakitan Mobil Esemka di
Solo
Mobil rakitan anak bangsa Esemka sudah menjadi buah bibir. detikOto pun berkesempatan melihat mobil ini diproduksi di Solo Techno Park, Jalan Ki Hajar Dewantara Solo.
Mesin Esemka siap
dipasang di mobil. Esemka dibuat dengan manual dan tidak dengan mesin press
seperti produsen mobil global.
Dibantu guru
pembimbing bersiap memasang mesin ke mobil.
Mempersiapkan sasis
dan suspensi.
Melakukan pengecekan
kondisi mesin.
Sasis mobil siap
dipasangi bodi dan mesin.
Ramai-ramai
memperhatikan mesin Esemka 1.5i. Mesin ini sudah menggunakan teknologi injeksi.
Seorang siswa dengan
mesin bubut. Proses pembuatan bodi Esemka terbilang sulit karena SMKN 2
Surakarta belum memiliki alat press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar